Pernahkah kamu frustrasi saat mencoba instal Windows, tapi malah muncul notifikasi "Setup was unable to create a new system partition"? Rasanya seperti mimpi buruk, bukan?
Instal ulang Windows seharusnya menjadi solusi untuk berbagai masalah komputer, tapi kalau prosesnya saja sudah bermasalah, bagaimana mau menyelesaikan masalah yang ada?
Jangan khawatir! Kamu tidak sendirian. Banyak pengguna mengalami masalah serupa. Kabar baiknya, ada beberapa cara mengatasi instal Windows keluar notifikasi setup yang bisa kamu coba sendiri di rumah.
Di artikel ini, kita akan membahas 6+ cara efektif untuk mengatasi masalah "Setup was unable to create a new system partition" saat instal Windows, sehingga kamu bisa melanjutkan proses instalasi dengan lancar.
6+ Cara Mengatasi Instal Windows Keluar Notifikasi Set Up
Berikut adalah beberapa solusi yang bisa kamu coba, mulai dari yang paling sederhana hingga yang sedikit lebih teknis:
1. Periksa dan Pastikan BIOS Mendukung Mode UEFI
Mode UEFI (Unified Extensible Firmware Interface) adalah pengganti BIOS yang lebih modern. Instalasi Windows seringkali membutuhkan UEFI, terutama untuk hard drive berukuran besar.
- Restart komputer kamu.
- Tekan tombol untuk masuk ke BIOS (biasanya Del, F2, F12, atau Esc – tergantung merek motherboard). Lihat manual motherboard jika bingung.
- Cari opsi "Boot Mode" atau "UEFI/Legacy Boot".
- Pastikan opsi tersebut diatur ke "UEFI" atau "UEFI Only". Jika diatur ke "Legacy", ubah ke "UEFI".
- Simpan perubahan dan keluar dari BIOS.
2. Konversi Disk ke GPT (GUID Partition Table)
Jika BIOS sudah mendukung UEFI, kemungkinan masalahnya adalah disk kamu masih menggunakan format MBR (Master Boot Record). Windows yang diinstal dengan mode UEFI memerlukan disk berformat GPT.
- Buka Command Prompt saat proses instalasi Windows (tekan Shift + F10).
- Ketik
diskpart
dan tekan Enter. - Ketik
list disk
dan tekan Enter. Catat nomor disk yang ingin kamu instal Windows (biasanya Disk 0). - Ketik
select disk [nomor disk]
(ganti [nomor disk] dengan nomor disk yang kamu catat). Contoh:select disk 0
- Ketik
clean
dan tekan Enter. PERINGATAN: Perintah ini akan menghapus semua data di disk tersebut. Pastikan kamu sudah membackup data penting. - Ketik
convert gpt
dan tekan Enter. - Ketik
exit
dua kali untuk keluar dari Diskpart dan Command Prompt. - Lanjutkan proses instalasi Windows.
3. Hapus Partisi yang Ada dan Buat Partisi Baru
Terkadang, partisi yang sudah ada di hard drive bisa menyebabkan masalah saat instalasi. Menghapus partisi dan membuat yang baru bisa menjadi solusi.
- Saat proses instalasi Windows mencapai bagian memilih partisi, pilih setiap partisi yang ada di disk yang ingin kamu instal Windows.
- Klik "Delete" untuk menghapus partisi tersebut.
- Setelah semua partisi dihapus, kamu akan melihat ruang kosong yang belum terpartisi.
- Pilih ruang kosong tersebut dan klik "New".
- Windows akan membuat partisi sistem dan partisi utama secara otomatis.
- Pilih partisi utama dan klik "Next" untuk melanjutkan instalasi.
4. Gunakan Disk Management untuk Membersihkan dan Membuat Partisi
Jika cara sebelumnya tidak berhasil, kamu bisa menggunakan Disk Management dari Windows PE (Preinstallation Environment) untuk membersihkan dan membuat partisi.
- Boot komputer dari USB atau DVD instalasi Windows.
- Tekan Shift + F10 untuk membuka Command Prompt.
- Ketik
diskpart
dan tekan Enter. - Ketik
list disk
dan tekan Enter. - Ketik
select disk [nomor disk]
(ganti [nomor disk] dengan nomor disk yang ingin kamu instal Windows). - Ketik
clean
dan tekan Enter. - Ketik
create partition primary
dan tekan Enter. - Ketik
select partition 1
dan tekan Enter. - Ketik
active
dan tekan Enter. - Ketik
format fs=ntfs quick
dan tekan Enter. - Ketik
assign
dan tekan Enter. - Ketik
exit
dua kali untuk keluar dari Diskpart dan Command Prompt. - Lanjutkan proses instalasi Windows.
5. Periksa Kesehatan Hard Drive
Hard drive yang rusak bisa menyebabkan berbagai masalah, termasuk gagal instalasi Windows.
- Gunakan software diagnostik hard drive (seperti CrystalDiskInfo) untuk memeriksa kesehatan hard drive kamu. Software ini biasanya bisa diunduh gratis.
- Jika hard drive menunjukkan tanda-tanda kerusakan, pertimbangkan untuk menggantinya dengan yang baru.
6. Pastikan File Instalasi Windows Tidak Corrupt
File instalasi Windows yang corrupt bisa menyebabkan masalah saat instalasi.
- Download ulang file ISO Windows dari sumber resmi (website Microsoft).
- Gunakan software yang terpercaya (seperti Rufus) untuk membuat bootable USB drive dari file ISO yang baru diunduh.
- Pastikan proses pembuatan bootable USB drive berjalan tanpa error.
7. Coba Instal Windows di Hard Drive Lain (Jika Memungkinkan)
Jika kamu memiliki hard drive lain yang tersedia, coba instal Windows di hard drive tersebut. Ini bisa membantu kamu menentukan apakah masalahnya terletak pada hard drive yang kamu gunakan sebelumnya.
8. Update BIOS Motherboard
BIOS yang outdated bisa menyebabkan masalah kompatibilitas dengan hardware modern.
- Kunjungi website produsen motherboard kamu dan cari update BIOS terbaru.
- Ikuti instruksi yang diberikan oleh produsen untuk mengupdate BIOS. PERINGATAN: Proses update BIOS berisiko. Pastikan kamu mengikuti instruksi dengan seksama.
Kesimpulan
Mengatasi masalah "Setup was unable to create a new system partition" saat instal Windows memang bisa membuat frustrasi. Namun, dengan mencoba langkah-langkah di atas, kamu seharusnya bisa menemukan solusi yang tepat untuk masalahmu. Ingatlah untuk selalu membackup data penting sebelum melakukan perubahan pada hard drive kamu.
Apakah kamu punya pengalaman lain dalam mengatasi masalah ini? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar!
FAQ
1. Kenapa saya mendapatkan notifikasi "Setup was unable to create a new system partition"?
Notifikasi ini biasanya muncul karena beberapa alasan, seperti BIOS tidak mendukung UEFI, disk menggunakan format MBR, partisi yang rusak, hard drive bermasalah, atau file instalasi Windows yang corrupt.
2. Apakah membersihkan disk (perintah clean
di Diskpart) akan menghapus semua data saya?
Ya, perintah clean
akan menghapus semua data yang ada di disk yang kamu pilih. Pastikan kamu sudah membackup data penting sebelum menggunakan perintah ini.
3. Bagaimana cara mengetahui apakah BIOS saya mendukung UEFI?
Saat masuk ke BIOS, cari opsi "Boot Mode" atau "UEFI/Legacy Boot". Jika opsi tersebut ada dan bisa diatur ke "UEFI", berarti BIOS kamu mendukung UEFI. Jika tidak ada, berarti BIOS kamu hanya mendukung Legacy.