5+ Cara Mengatasi Laptop Booting Lama Windows 10 Dengan 2 Hardisk

Pernahkah kamu merasa frustrasi menunggu laptop menyala, apalagi kalau sedang dikejar deadline? Apalagi kalau laptopmu sudah menggunakan dua hardisk?

Laptop dengan booting lama memang menyebalkan, apalagi jika kamu menggunakan Windows 10. Kombinasi Windows 10 dan dua hardisk seharusnya memberikan performa yang lebih baik, tapi kenapa malah lambat?

Jangan khawatir! Ada beberapa cara ampuh untuk mengatasi laptop booting lama Windows 10 dengan 2 hardisk. Di artikel ini, kita akan membahas 5+ cara efektif agar laptopmu kembali ngebut saat booting.

5+ Cara Mengatasi Laptop Booting Lama Windows 10 Dengan 2 Hardisk

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu coba untuk mempercepat proses booting laptopmu:

1. Periksa dan Optimalkan SSD (Jika Ada)

Jika salah satu hardiskmu adalah SSD, pastikan sistem operasi Windows 10 terinstal di SSD tersebut. SSD jauh lebih cepat daripada HDD, sehingga akan mempercepat proses booting.

  • Cara Memeriksa: Buka Task Manager (Ctrl+Shift+Esc), pilih tab Performance, dan lihat disk mana yang memiliki kecepatan baca/tulis yang lebih tinggi. Itulah SSD-mu.
  • Cara Optimalkan:
    • Pastikan TRIM diaktifkan. Buka Command Prompt (Admin) dan ketik fsutil behavior query DisableDeleteNotify. Jika hasilnya DisableDeleteNotify = 0, TRIM sudah aktif. Jika DisableDeleteNotify = 1, ketik fsutil behavior set DisableDeleteNotify 0 untuk mengaktifkannya.
    • Hindari mengisi SSD terlalu penuh. Sisakan minimal 20% ruang kosong untuk performa optimal.

2. Nonaktifkan Program Startup yang Tidak Perlu

Terlalu banyak program yang berjalan saat startup dapat memperlambat proses booting secara signifikan.

  • Cara Menonaktifkan:
    • Buka Task Manager (Ctrl+Shift+Esc), pilih tab Startup.
    • Lihat daftar program dan disable program yang tidak penting saat booting.
    • Pikirkan baik-baik sebelum menonaktifkan. Beberapa program penting seperti antivirus sebaiknya tetap diaktifkan.

3. Atur Prioritas Boot di BIOS/UEFI

Pastikan SSD (jika ada) atau hardisk yang berisi sistem operasi Windows 10 menjadi prioritas utama dalam urutan boot.

  • Cara Mengatur:
    • Restart laptopmu.
    • Saat logo pabrikan muncul, tekan tombol yang sesuai untuk masuk ke BIOS/UEFI (biasanya Del, F2, F12, atau Esc). Periksa manual laptopmu jika tidak yakin.
    • Cari opsi Boot Order atau Boot Priority.
    • Pindahkan SSD atau hardisk yang berisi Windows 10 ke urutan pertama.
    • Simpan perubahan dan keluar dari BIOS/UEFI.

4. Periksa dan Update Driver

Driver yang usang atau bermasalah dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk booting yang lambat.

  • Cara Memeriksa dan Update:
    • Buka Device Manager (ketik "device manager" di search bar).
    • Periksa apakah ada tanda seru kuning atau tanda tanya pada perangkat. Ini menandakan ada masalah dengan driver.
    • Klik kanan pada perangkat tersebut dan pilih Update driver.
    • Pilih Search automatically for drivers atau Browse my computer for drivers jika kamu punya file driver yang sudah diunduh.
    • Kamu juga bisa menggunakan software pihak ketiga untuk mengupdate driver secara otomatis.

5. Aktifkan Fast Startup

Fitur Fast Startup pada Windows 10 memungkinkan laptop untuk booting lebih cepat dengan menyimpan sebagian data sistem ke hibernation file.

  • Cara Mengaktifkan:
    • Buka Control Panel.
    • Pilih Power Options.
    • Klik Choose what the power buttons do.
    • Klik Change settings that are currently unavailable.
    • Centang kotak Turn on fast startup (recommended).
    • Simpan perubahan.

6. Defragmentasi HDD (Jika Menggunakan HDD Sebagai Drive Utama)

Jika kamu masih menggunakan HDD sebagai drive utama, defragmentasi secara berkala dapat membantu meningkatkan performa.

  • Cara Defragmentasi:
    • Buka File Explorer.
    • Klik kanan pada drive HDD yang ingin didefragmentasi (biasanya C:).
    • Pilih Properties.
    • Pilih tab Tools.
    • Klik Optimize.
    • Pilih drive HDD dan klik Optimize lagi.

7. Periksa Kesehatan Hardisk

Kesehatan hardisk yang buruk dapat menyebabkan booting yang lambat dan bahkan kehilangan data.

  • Cara Memeriksa: Gunakan software seperti CrystalDiskInfo untuk memantau kesehatan hardiskmu. Jika ada tanda peringatan, segera backup data penting dan pertimbangkan untuk mengganti hardisk.

8. Scan Malware

Infeksi malware dapat memperlambat kinerja laptop secara keseluruhan, termasuk proses booting.

  • Cara Scan: Gunakan antivirus terpercaya untuk melakukan scan menyeluruh pada sistemmu. Pastikan antivirus selalu up-to-date untuk perlindungan maksimal.

9. Reset Windows 10

Jika semua cara di atas sudah dicoba dan laptopmu masih booting lama, pertimbangkan untuk melakukan reset Windows 10. Ini akan mengembalikan sistem ke kondisi awal dan menghapus semua program dan file (pilih opsi untuk menyimpan file jika kamu tidak ingin kehilangan data).

  • Cara Reset:
    • Buka Settings (Win+I).
    • Pilih Update & Security.
    • Pilih Recovery.
    • Klik Get started di bawah Reset this PC.
    • Ikuti instruksi yang muncul di layar.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu bisa mengatasi laptop booting lama Windows 10 dengan 2 hardisk dan menikmati performa yang lebih cepat. Jangan lupa untuk melakukan perawatan rutin pada laptopmu agar tetap optimal.

Punya pengalaman lain dalam mengatasi masalah booting lama? Bagikan di kolom komentar!

FAQ (Frequently Asked Questions)

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum tentang cara mengatasi laptop booting lama Windows 10 dengan 2 hardisk:

1. Apakah SSD benar-benar lebih cepat dari HDD?

Ya, SSD (Solid State Drive) jauh lebih cepat daripada HDD (Hard Disk Drive). SSD menggunakan memori flash untuk menyimpan data, sementara HDD menggunakan piringan magnetik yang berputar. Hal ini membuat SSD memiliki waktu akses yang jauh lebih cepat, yang berdampak signifikan pada kecepatan booting dan kinerja aplikasi.

2. Apakah aman menonaktifkan program startup?

Sebagian besar program startup aman untuk dinonaktifkan, terutama program yang jarang kamu gunakan. Namun, berhati-hatilah untuk tidak menonaktifkan program penting seperti antivirus atau program yang diperlukan untuk fungsi sistem. Jika ragu, cari informasi lebih lanjut tentang program tersebut sebelum menonaktifkannya.

3. Seberapa sering saya harus melakukan defragmentasi HDD?

Sebaiknya lakukan defragmentasi HDD secara berkala, misalnya sebulan sekali. Namun, jika kamu sering menginstal dan menghapus program atau file berukuran besar, kamu mungkin perlu melakukan defragmentasi lebih sering. Windows 10 biasanya melakukan defragmentasi secara otomatis, tetapi kamu bisa melakukannya secara manual jika diperlukan.

Aratanesia
Aratanesia

Seorang penulis dan eksplorator ide yang gemar berbagi wawasan dari berbagai bidang.

Articles: 13055

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close